PERMINTAAN DAN PENAWARAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL DI PROVINSI SUMATERA UTARA

  • Rahmad Syukur Siregar Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Rika Ampuh Hadiguna Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat Indonesia
  • Insannul Kamil Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat Indonesia
  • Novizar Nazir Teknik Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat Indonesia
  • Nofialdi Nofialdi Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat Indonesia
Keywords: traditional medicinal plants, trade, consumption, exchange rates, exports

Abstract

ABSTRACT

Medicinal plants are plants that can be used as raw materials for traditional medicine, which if it consumed will increase immunity. Indonesian medicinal plants have a high contribution to world drug production. North Sumatra is one of the provinces producing a variety of traditional medicinal plants. There are 63.10% of Indonesian people choose self-medication and there are 21.41% of them take traditional medicine and 3.96% do other treatments. In less than 6 years from 2000 to 2006 there was an increase of the traditional medicine utilization reach of 23.10%.  This fact shows that traditional medicinal plants have a strong potential in improving the economy of North Sumatra Province. This study aims to determine (1) the development of traditional medicinal plant production, (2) the form of consumption of traditional medicinal plants, (3) the trade of traditional medicinal plants in North Sumatra, (4) the relationship between the exchange rate and the amount of exports of traditional medicinal plants. The research was carried out by literature study and quantitative approach study. The population and sample study was the people who use medicinal plant and traditional medicine in the province of Sumatra. The study also used secondary data from various sources about the use of traditional medicinal plants. The results of the study revealed that (1) Production of traditional medicinal plants (ginger, galangal, kencur, turmeric, lempuyang, temulawak, temuireng, temulawak, temukunci, cucumber, cardamom, Noni, crown of the gods, kejibeling, bitter and aloe vera) in North Sumatra Province from 2013-2017 were very fluctuatif (2) Consumption of traditional medicinal plants in the North Sumatra province from 2013-2017 has increased and the consumption was vary as follows of: traditional medicine ingredients and as raw material for the pharmaceutical industry, industry of traditional medicinal plants and microbusiness of medicinal plants traditional, (3) trade in traditional medicinal plants in the province of North Sumatra carried out between districts, provinces and international (export) (4) There is no relationship between international trade in medicinal plants with the exchange rate of the rupiah.
Keywords
: traditional medicinal plants, trade, consumption, exchange rates, exports

ABSTRAK

Tanaman obat merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional, yang bila dikonsumsi akan meningkatkan kekebalan tubuh. Tanaman obat Indonesia memiliki kontribusi yang tinggi terhadap produksi obat dunia. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi penghasil aneka ragam tanaman obat tradisional. Data menyebutkan bahwa 63,10% masyarakat Indonesia memilih pengobatan sendiri, sebanyak 21,41% melakukan pengobatan tradisional dan 3,96% melakukan pengobatan lain. Dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2000 sampai 2006 terjadi peningkatan penggunaan obat tradisional sebanyak 23,10%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tanaman obat tradisional memiliki potensi yang kuat dalam meningkatkan perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perkembangan produksi tanaman obat tradisional, (2) bentuk konsumsi tanaman obat tradisional, (3) perdagangan tanaman obat tradisional di Sumatera Utara dan (4) hubungan antara nilai kurs dengan jumlah ekspor tanaman obat tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan kuantitatif.  Populasi dan sampel penelitian merupakan masyarakat yang melakukan pengobatan secara tradisional di berbagai kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan juga menggunakan data sekunder dari berbagai sumber terkait penggunaan tanaman obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Produksi tanaman obat tradisional (jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, temulawak, temukunci, dringgo, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, kejibeling, sambiloto dan lidah buaya) di Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi dari tahun 2013-2017 (2) Konsumsi tanaman obat tradisional di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun 2013-2017 dan konsumsi dilakukan dalam bentuk ramuan oleh masyarakat serta dijadikan sebagai bahan baku untuk industri farmasi, industri tanaman obat tradisional dan usaha mikro tanaman obat tradisional, (3) perdagangan tanaman obat tradisional di provinsi Sumatera Utara dilakukan antar kabupaten, provinsi dan internasional (ekspor) (4) Tidak ada hubungan antara perdagangan tanaman obat secara internasional dengan nilai kurs rupiah.

Kata kunci: tanaman obat tradisional, perdagangan, konsumsi, kurs, ekspor

 

 

References

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2018). Daya Tarik Pengobatan Tradisional Pada Era Modern.

Arpan, T. L. A. (2015). LAPORAN PRAKTEK LAPANG/MAGANG. Bengkulu.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional. (2015). Laporan Nasional Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia Tahun 2015. Balai Besar Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2017a). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2017b). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. (2014). Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2013-2018. Medan: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

Ginting, A. M. (2013). Pengaruh Nilai Tukar Terkadap Ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 7(1), 1–18. https://doi.org/https://doi.org/10.30908/bilp.v7i1.96

Harahap, M. A. (2018). Buku Lima Tahun Statistisk Pertanian 2013-2017. Medan: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara.

Hidayat, I., & Supartoko, B. (2017). Agribisnis Tanaman Obat Dan Penerapan Good Agricultural Practice di PT. Sido Muncul. In Seminar Nasional 2017 Fakultas Pertanian UMJ Pertanian dan Tanaman Herbal Berkelanjutan di Indonesia (pp. 22–29). Jakarta: Fakultas Pertanian UMJ. Retrieved from https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastan/article/view/2254/1868

IEI, & UNIED. (2019). Proyeksi Ekspor Berdasarkan Industri: Komoditas Unggulan. Jakarta: Indonesia Eximbank.

Kementerian Pertanian. Undang-Undang No 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan Tanaman Obat (2010). Indonesia.

Kementerian Pertanian. (2012). Basis Data Ekspor dan Impor Komoditi Pertanian. Retrieved from http://database.pertanian.go.id/eksim2012/index_ori.php

Listyana, N. H. (2018). Analisis Keterkaitan Produksi Kunyit di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 33(2), 106–114. https://doi.org/https://doi.org/10.20961/carakatani.v33i2.20782

Muktiningsih, S. ., Muhammad, H. S., Harsana, I. ., Budhi, M., & Panjaitan, P. (2001). Review Tanaman Obat yang Digunakan oleh Pengobat Tradisional di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bali dan Sulawesi Selatan. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, XI(4), 25–36.

Murdopo. (2014). Obat Herbal Indonesia: Trade With Remarkable Indonesia. Jakarta: Kementerian Perdagangan. Retrieved from http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/4651421058307.pdf

Nasriati, & Pujiharti, Y. (2012). Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Lampung: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung.

Oda. (2017). Gak Nyangka! Harga 7 Rempah Ini Mahal di Pasar Internasional Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Gak Nyangka! Harga 7 Rempah Ini Mahal di Pasar Internasional, https://jogja.tribunnews.com/2017/07/30/gak-nyangka-harga-7-rempah-ini-maha. Retrieved from https://jogja.tribunnews.com/2017/07/30/gak-nyangka-harga-7-rempah-ini-mahal-di-pasar-internasional

Santosa, B. H. (2006). Pengaruh Perkembangan Industri Dan Perdagangan Internasional Terhadap Konsentrasi Industri Dan Perkembangan Ekonomi Serta Kesejahteraan Rakyat Di Jawa Timur. Universitas Airlangga. Retrieved from http://repository.unair.ac.id/32215/

Stasiun Klimatologi Sampali Medan. (2017). Suhu Udara di Stasiun BMKG Wil. I Medan menurut Tahun/Bulan, Waktu, Maksimum, dan Minimum (oC), 2016. Retrieved February 11, 2019, from https://sumut.bps.go.id/statictable/2017/10/09/628/suhu-udara-di-stasiun-bmkg-wil-i-medan-menurut-tahun-bulan-waktu-maksimum-dan-minimum-c-2016.html

Sugiyono, S. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Tali, B. A., Khuroo, A. A., Ganie, A. H., & Nawchoo, I. A. (2019). Diversity, distribution and traditional uses of medicinal plants in Jammu and Kashmir (J&K) state of Indian Himalayas. J. of Herbal Medicine, 17–18, 1–8. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.hermed.2019.100280

Wyk, A. S. va., & Prinsloo, G. (2018). Medicinal plant harvesting , sustainability and cultivation in South Africa. Biological Conservation, 227(July), 335–342. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.biocon.2018.09.018

Yos F. da-Lopez, & Djaelani, A. K. (n.d.). SERANGGA HAMA TANAMAN PERTANIAN. In Bahan Ajar Kuliah Perlindungan Tanaman (Modul 3, Vol. Modul 003, p. 16). Kupang: Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

Published
2020-07-22